Perbandingan Rangkaian Pengapian
Gambar 10 : Perbandingan rangkaian.
Keuntungan sistem pengapian elektronik.
- Tidak menggunakan kontak poin.
- Tidak memerlukan perawatan kontak poin.
- Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian.
- Saat pengapian lebih tepat.
- Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.
Pembangkit Pulsa sistim pengapian elektronik
Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor.
a) Pembangkit pulsa.
b) Pembangkit efek Hall.
c) Sensor optik.
1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa)
Konstruksi.
Sensor
penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat
dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di
sekeliling lilitan kawat.
Carakerja |
konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor
posisi poros engkol (CP, Crankshaft position) adalah salah satu contoh
dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun
magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa
poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan
di bagian pinggiran cincin pulsa
Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros
engkol. Tonjolan logam tersebut memotong medan magnet. Gangguan
terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada
lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet
yang digunakan pada sistem pengendali elektronik mencakup:
- Sensor posisi poros engkol.
- Sensor kecepatan kendaraan.
- Penghimpun saat pengapian.
Tegangan
yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat
kecepatan meningkat, tegangan dan frekwensinya juga meningkat. CPU
memantau frekwensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.
perubahan rancangan pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek hall
Dasar Kerja efek Hall
Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879. Bahan
semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai
aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan
pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan
semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi
semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut “Tegangan
Hall”. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol.
Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang
tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan
tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan
hall tidak akan dapat dihasilkan.
Gambar 14 tidak ada magnet tidak ada efek hall
Bentuk
gelombang output sensor Hall disebut gelombang digital sebab perubahan
magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan
di mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah “Ada atau Tidak
Ada”.
prinsip kerja sensor kecepatan dan sinyal keluarannya
Sensor,
yang ditempatkan pada distributor, digunakan untuk menetukan putaran
engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor
memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros
distributor.
Konstruksi/Tempat Sensor Penghimpun pengapian.
Sensor
ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup
sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar
efek Hall berada di bagaian dasar distributor.
Tutup sudu berputar, Sakelar efek Hall.
Tutup
sudu berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa
sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar.
Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan
munculnya tegangan hall.
Bila
sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor.
Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekwensi (kecepatan) tegangan
sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar
sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Hampir
sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkol optik menggunakan
piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai
pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya
berhubungan dengan derajat perputaran.
Contoh:
1) 90° untuk engine 4 silinder.
2) 60° untuk engine 6 silinder.
3) 45° untuk engine V 8 silinder.
Sensor Posisi Poros engkol Optik.
Ditempatkan
pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah
Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED
mencapai phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output
phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU.
Output Pulsa
Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST)
Sistem
pewaktu pengapian elektronik menggantikan sistem pemaju saat pengapian
konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat
pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh
kecepatan, beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan
kondisi kerja motor starter dan kompresor sistem penyejuk udara.
Sistem ini terdiri dari:
1) Distributor – dengan pembangkit sinyal.
2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)
3) Sensor Temperatur pendingin engine.
4) Sakelar posisi throttle.
5) Modul Pengendali Elektronik.
6) Coil Pengapian.
7) Kabel Tegangan Tinggi.
8) Busi.
9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter.
10)Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC
Sistem EST
Sensor-sensor
memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang akan menghitung
saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil
pengapian untuk memberikan pengendalian saat pengapian.