1. Pengaturan mesin las.
a. Untuk mesin las AC, periksa apakah kabel elektroda sudah dihubungkan pada terminal yang bertanda elektroda. Demikian juga dengan terminal yang lain dan pilih voltage yang sesuai.
b. Periksa bahwa handel polaritas telah menunjukkan pengkutuban yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai, apabila mesin las tidak memiliki handel polaritas, yakinkan bahwa elektroda dan benda kerja telah disambung dengan terminal yang benar dan cukup kuat.
2. Pengaturan Arus Pengelasan :
Arus yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak terjadi penembusan dan perpaduan yang baik antara kawat las dengan benda kerja dan kawah las sulit dikontrol.
Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak, rigi las lebar dan penembusan terlalu dalam.Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada setiap bungkus elektroda.
3. Persiapan Benda Kerja :
Tempatkan benda kerja pada meja dengan kedudukan yang rata, bagian pelat yang panjang melintang pada badan anda, dengan maksud agar anda dapat melihat dengan jelas, dimana anda akan memulai dan menghentikan elektroda. Pakailah alat-alat pelindung dan kemudian hidupkan mesin las.
4. Teknik Penyalaan Busur Las :
Untuk latihan pertama kali gunakan elektroda E 6013, dengan diameter 3,25 mm, jepitlah ujung elektroda yang tidak berselaput pada penjepit ( tang ) elektroda. Sekarang elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-hatilah terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda. jangan memegang pemegang elektroda terlalu kuat atau kakau. dengan erakan yang rilek akan lebih memudahkan dalam penyalaan dan penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang lebih 70 derajat terhadap permukaan benda kerja. Turunkan ujung elektroda yang akan dinyalakan sehingga mencapai 30 mm di atas permukaan benda kerja. Sekarang turunkan pelindung muka ( helm las).
Nyalakan busur dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja seperti mnggoresakan korek api atau menyentuhkannya pada permukaan benda kerja. ketika sudah mulai nampak busur, tarik elektroda hingga kurang lebih 6 mm, kembalikan elektroda ke posisi penyalaan kemudian kurangi tinggi busur sampai jaraknya sebesar diameter kawat inti elektrode (muka dan mata harus selalu dilindungi oleh helm las).
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan pnyalaan busur yang baik dan tinggi busur yang tetap. Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cept, ini dimaksudkan untuk mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan benda kerja. Bila elektroda menempel secara kuat pada benda kerja, maka mesin las segera dimatikan. kemudian elektroda dapat dilepas (jika perlu dengan dipahat).
penyalaan busur las
5. Teknik penarikan Jalur las
Dengan tinggi busur kira kira sama dengan diamater elektroda tunggu hingga lebar kawah las mencapai kurang lebih 2 kali diameter elektroda sebelum menarik busur. Untuk yang biasa mnggunakan tangan kanan penarikan busur dilakukan dari kiri kekanan, sedangkan untuk yang menggunakan tangan kiri penarikannya dari kanan ke kiri. Elekrode membentuk sudut 70 - 80 derajat ke arah gerakan pengelasan dan ini dinamakan sudut elektroda. Untuk mengontrol jalur pertahankan lebar kawah las kurang lebih 2 kali diameter elektroda.
- Busur/ jalur terlalu tinggi atau panjang
hal ini akan menyebabkan penembusan yang dangkal, disekitar rigi las banyak percikan , terjadi pemakanan pada kaki jalur las serta rigi las tidak rata ( kasar )
- Busur terlalu rendah atau pendek
akan menyebabkan jalur las rigi las yang sempit/ kecil ada resiko ujung elektroda akan menempel pada benda kerja.
- panjang busur yang benar
tinggi busur yang benar akan menghasilkan satu kali diameter kawat inti elektroda, Penembusan baik , rigi las rata dan bersih.
a. Untuk mesin las AC, periksa apakah kabel elektroda sudah dihubungkan pada terminal yang bertanda elektroda. Demikian juga dengan terminal yang lain dan pilih voltage yang sesuai.
b. Periksa bahwa handel polaritas telah menunjukkan pengkutuban yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai, apabila mesin las tidak memiliki handel polaritas, yakinkan bahwa elektroda dan benda kerja telah disambung dengan terminal yang benar dan cukup kuat.
2. Pengaturan Arus Pengelasan :
Arus yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak terjadi penembusan dan perpaduan yang baik antara kawat las dengan benda kerja dan kawah las sulit dikontrol.
Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak, rigi las lebar dan penembusan terlalu dalam.Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada setiap bungkus elektroda.
3. Persiapan Benda Kerja :
Tempatkan benda kerja pada meja dengan kedudukan yang rata, bagian pelat yang panjang melintang pada badan anda, dengan maksud agar anda dapat melihat dengan jelas, dimana anda akan memulai dan menghentikan elektroda. Pakailah alat-alat pelindung dan kemudian hidupkan mesin las.
4. Teknik Penyalaan Busur Las :
Untuk latihan pertama kali gunakan elektroda E 6013, dengan diameter 3,25 mm, jepitlah ujung elektroda yang tidak berselaput pada penjepit ( tang ) elektroda. Sekarang elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-hatilah terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda. jangan memegang pemegang elektroda terlalu kuat atau kakau. dengan erakan yang rilek akan lebih memudahkan dalam penyalaan dan penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang lebih 70 derajat terhadap permukaan benda kerja. Turunkan ujung elektroda yang akan dinyalakan sehingga mencapai 30 mm di atas permukaan benda kerja. Sekarang turunkan pelindung muka ( helm las).
Nyalakan busur dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja seperti mnggoresakan korek api atau menyentuhkannya pada permukaan benda kerja. ketika sudah mulai nampak busur, tarik elektroda hingga kurang lebih 6 mm, kembalikan elektroda ke posisi penyalaan kemudian kurangi tinggi busur sampai jaraknya sebesar diameter kawat inti elektrode (muka dan mata harus selalu dilindungi oleh helm las).
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan pnyalaan busur yang baik dan tinggi busur yang tetap. Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cept, ini dimaksudkan untuk mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan benda kerja. Bila elektroda menempel secara kuat pada benda kerja, maka mesin las segera dimatikan. kemudian elektroda dapat dilepas (jika perlu dengan dipahat).
penyalaan busur las
5. Teknik penarikan Jalur las
Dengan tinggi busur kira kira sama dengan diamater elektroda tunggu hingga lebar kawah las mencapai kurang lebih 2 kali diameter elektroda sebelum menarik busur. Untuk yang biasa mnggunakan tangan kanan penarikan busur dilakukan dari kiri kekanan, sedangkan untuk yang menggunakan tangan kiri penarikannya dari kanan ke kiri. Elekrode membentuk sudut 70 - 80 derajat ke arah gerakan pengelasan dan ini dinamakan sudut elektroda. Untuk mengontrol jalur pertahankan lebar kawah las kurang lebih 2 kali diameter elektroda.
penarikan jalur las
Hasil pengelasan
Tinggi/panjang busur las sangat mempengaruhi keberhasilan atau kualitas
hasil las. Untuk itu perlu diperhatikan kesalahan kesalahan dalam
menarik busur las seperti dibawah ini.- Busur/ jalur terlalu tinggi atau panjang
hal ini akan menyebabkan penembusan yang dangkal, disekitar rigi las banyak percikan , terjadi pemakanan pada kaki jalur las serta rigi las tidak rata ( kasar )
- Busur terlalu rendah atau pendek
akan menyebabkan jalur las rigi las yang sempit/ kecil ada resiko ujung elektroda akan menempel pada benda kerja.
- panjang busur yang benar
tinggi busur yang benar akan menghasilkan satu kali diameter kawat inti elektroda, Penembusan baik , rigi las rata dan bersih.